Dakwah Nyata Dunia Maya

“Media sosial itu seperti pisau, pisau akan bermanfaat bagi usia tertentu dan kepentingan tertentu, bila pisau yang tajam itu akan menjadi masalah jika di pegang oleh anak yang belum dewasa maka media sosial yang ada akan bermanfaat bagi mereka yang punya kedewasaan intelektual, kedewasaan emosional dan kedewasaan spriritual” kata tata sukayat dengan bersemangat saat di tanyai pendapatnya mengenai dakwah dalam media sosial.

Dosen fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN SGD Bandung ini pun mengatakan bahwasannya dakwah dalam media bisa menjadi alat efektif dan media sosial juga bisa menjadi alat penunjang untuk menyampaikan pesan-pesan ilahiyah, karena dari sisi unsur-unsur dakwah selain dai, mad’u kemudian metoda harus ada media, jika tidak ada media, dakwah tidak akan tersampaikan.

“Dakwah dalam tulisan kalau digunakan secara proporsional maka dakwahnya juga menjadi efektif, dari sisi materi umat itu anggap sebagai masyarakat yang sakit maka dari itu penceramah atau dai harus hadir sebagai dokter yang menyembuhkan pasien, harus menjadi dokter yang mampu melakukan diagnosa pada masalah, dan memberiakan terapi terapi juga resepnya.” Jelas Tata di sela-sela kesibukan mengajarnya, Rabu (4/11)

Ia juga menambahkan bahwa jika memilih yang terbaik maka dakwah secara langsung yang terbaik karena umat bisa bertemu dengan dai secara langsung, atau umat bertemu dengan dai bertatap muka dalam satu forum karena ia dapat mendengar juga melihat secara langsung yang dilihat bukan hanya sosok yang menyampaikannya tetapi sosok sehari-harinya sehingga akan lahir kontrol sosial untuk masing-masing.

Sementara itu, Dosen mata kuliah Retorika di Fakultas dakwah dan Komunikasi UIN SGD Bandung, Aang Ridwan berpendapat bahwa munculnya dakwah dalam media sosial bebarengan dengan timbulnya media sosial itu sendiri maka ketika berada di tangan orang yang mempunyai kepekaan dalam berdakwah saat itu juga sudah di gunakan.

”Sepengetahuan saya fenomena dakwah dalam media sosial muncul beberangan saat munculnya media sosial, saya kurang tau persis tahunnya kapan tapi mengikuti perkembangan ketika facebook, BBM, twitter, Whatsap, Instagram berkembang, bebarengan dengan itu orang-orang islam yang peka dan ilmu keislaman nya tinggi terhadap dakwah mereka langsung menggunakan untuk kegiatan dakwah.”tuturnya saat di wawancarai suaka, Rabu (25/11)

Konteks keagamaan dalam dakwah tidak bisa di modernisasi dalam media modern seutuhnya seperti khutbah jumat  tidak bisa di sampaikan dalam media sosial karena terikat syarat dan rukun. Hal itu diyakini Tata bahwa dakwah secara langsung akan terus berlangsung.  fenomena dakwah secara langsung dan via medis sosial saling melengkapi. Tata pun memberi catatan bagi yang berdakwah via media sosial harus menguasai ilmu-ilmu keislaman sebagai pesan dakwah yang akan di sampaikan.

Mengenai hal ini, Aang Ridwan pun mengamininya. Ia menilai bahwa orang Indonesia saat ini ada yang belum melek teknologi, jadi media sosial hanya untuk kalangan tertentu saja para pemilik gadget dan dai itu tidak melulu orang yang pintar ngomong, bisa jadi orang namun harus tau ilmunya agar tidak salah tafsir.

“Saya kira dalam proses yang langsung di masjid dai dalam majlis ta’lim tidak akan kalah penggemar dengan medsos dakwah yang langsung malah akan saling menguatkan, tidak akan kalah populernya dengan dakwah di media sosial, memang dakwah di medsos banyak sekali kekurangan, dakwah secara langsung tetap punya pasar nya yang khusus.” Tambahnya

Sejalan dengan Tata dan Aang, Dosen pengampu ilmu Tafsir di Fakultas Syarih dan Hukum, Abdul Hamid, sekaligus pengguna dakwah secara langsung mengatakan dakwah secara langsung lebih mudah penyampaiannya, dari dulu Abdul Hamid sering menggunakan dakwah secara langsung karena selain penyampaiannya yang mudah namun mudah di kenal oleh masyarakat.

“Saya mah  dakwah secara langsung di majlis ta’lim, tidak menggunakan media sosial, Kalau menurut saya dakwah secara langsung lebih mudah namun di kemblikan bagaimana kebutuhan masing-masing, bagi anak muda mungkin lebih mudah via media sosial  tapi bagi orang tua dan anak kecil jarang mengatakan tepat.” Ujarnya, Rabu (2/12)

Abdul Hamid memaparkan bahwa dakwah via media sosial karena munculnya  kemudahan zaman sehingga setiap orang bisa menulis pesan singkat dakwah kapanpun dan dimanapun. Abdul hamid juga menghimbau agar pengguna media sosial harus menggunakan dalam hal yang positif, karena mengingat media sosial banyak negatifnya. 

Lelaki yang bersahaja tersebut menilai bahwa dakwah dalam media sosial bisa di bilang alternatif, selain itu bobot materi yang di sampaikan kurang cukup karena dalam media sosial terbatas dalam pengetikan pesan.

“Dalam pengajian kan enak kita bisa menyampaikan materi yang bobotnya sangat dalam, dan masyarakatpun yang melihat dan mendengarkan bisa lepas melakukan tanya jawab, tapi kalau di media sosial susah juga.” Ungkapnya.

Berbeda dengan Abdul Hamid, Wawan Maulana, Mahasiswa Ilmu Komunikasi Jurnalistik memiliki pandangan berbeda menurutnya dakwah sekarang bisa di kemas secara ringan dan tidak berat dan pesannya yaitu melalui media sosial, ukuran efektif dakwah dalam media sosial tergantung media yang digunakan kalau facebook kan melalui tulisan dan karakternya pun tidak terbatas, kalau twitter dan instagram terbatas jadi bagaimana pesan dakwah bisa tersampaikan.



“Hari ini dunia kita ini tidak hanya dunia nyata malah kebanyakan  terutama kaum muda lebih banyak menggunakan media sosial, makannya saya memanfaatkan dalam media yang telah ada sekarang yaitu media sosial.” Jelasnya, Sabtu (7/11)

Wawan juga mengatakan motivasinya dalam berdakwah di media sosial mempunyai tujuan utama salah satunya miris melihat sekali anak muda sekarang hanya bisa main-main menurutnya  itu satu hal yang sangat menggelisahkan, wawan berusaha meskipun memang terbatasi ia coba untuk masuk ke alam pemikiran memberikan pemahaman yaitu dengan menggunakan media sosial untuk berdakwah, media sosial alat yang sering dan pasti di gunakan oleh anak muda kebanyakan.

Selain itu, wawan bercerita dakwah dalam media sosial telah di lakoninya sejak mempunyai koneksi internet di rumah sendiri ia pun gencar melakukan dakwah dalam media sosial, kurang lebih 2 tahun lalu. Ia membuat materi dakwah saat mendapat pengajaran dari gurunya, di share ke media sosial.


Terlepas dari itu semua wawan juga menyadari dalam media sosial tersebut masih banyak kekurangannya, menurutnya orang yang berdakwah dalam media sosial di gunakan oleh orang yang memang tidak punya banyak waktu.

“Memang dakwah secara langsung eksistensinya tidak akan tergantikan oleh dakwah dalam media sosial, malahan kan keduanya akan saling mendukung, saat kita berdakwah secara langsung lalu kita rekam dan berbentuk videonya kita upload di Instagram dan facebook kan bisa menjadi penunjang juga bisa menjadi suatu yang mendukung bukan menjadi sesuatu penghambat.” Jelasnya.

Menanggapi tentang materi dan penyampaian dakwah dalam media sosial tersebut, Aang Ridwan

Aang menyodorkan saran jika ingin melakukan dakwah dalam media sosial. Pertama, Pesan harus bersifat universal artinya pesan-pesannya yang di sampaikan jangan pesan konfliktual seperti pesan-pesan fiqih yang lebar. Kedua, Media sosial menjadi efektif digunakan dengan catatan pelaku dakwah harus orang yang mengerti dakwah.

Pernyataan Aang menghasilkan harapan, menurutnya dakwah ke depan  harus menyentuh pada substansi tidak hanya sekedar cangkang dan jangan hanya di jadikan ceremony saja, substansi disinikan perubahan umum dari tidak baik menjadi baik. Pelaku dakwah harus orang-orang yang professional, tapi ahli di bidangnya.

“ Jadilah para mubaligh yang ahli pada bidangnya jangan karbitan, ikut seliksi tertentu lalu namanya muncul di media  dakwah di tangan dia nanti bakal ada mal praktek dalam dakwah kan itu masalah, contoh ada dai yang berbohong saat di panggung berkedok dakwah, lalu dakwah di jadikan media untuk memperkaya diri, itu sesuatu yang salah kaprah.” Tuturnya.
berpendapat media sosial banyak yang tidak cukup dalam segi materi, artinya wawasan keislaman yang se apa adanya itu seringkali mewarnai dakwah di media sosial  bagi segelintir orang, namun orang-orang yang media sosialnya di pegang oleh lembaga yang baik aang mengira sangat bagus.
Labels: Feature

Thanks for reading Dakwah Nyata Dunia Maya. Please share...!

0 Comment for "Dakwah Nyata Dunia Maya"

Back To Top