Mahasiswi UIN Bandung Rintis Pesantren Tahfidz

Sekolah Tahfidz di Kaki Gunung Salak, Kabupaten Bogor Jawa Barat merupakan tempat mencari ilmu bagi Mahasiswa Pendidikan Agama Islam (PAI) UIN SGD Bandung, Riska Puspita. Bermula dari sekolahnya itu, sekarang ia telah merintis pesantren Raudatul Qur'an di Padalarang, Kabupaten Bandung Barat.

Tak pernah sebelumnya terpikir oleh Riska untuk membangun pesantren. Namun ia mendapati amanah dari Kiayi Muhammad Farhan Usman yang pernah mengajarnya di Sekolah Tahfidz. Menurutnya amanah yang diberikan oleh sang kiyai merupakan amanah tersirat, dan membuat dirinya bertanya-tanya.

Jauh sebelum Adlan memulai merintis Pesantren, ia diminta untuk segera menyelesaikan hafalan Al-quran 30 juz. "Kiyai menyuruh saya untuk menghafal Al-quran dan setelah hafal saya harus pergi ke barat. Namun saya tidak mengerti apa yang dimaksud oleh kiyai," jelas Mahasiswa semester enam itu di gedung student center (7/2)

Tahun 2011 lalu setelah Riska hafal Al-Qur'an 30 juz, ia memutuskan untuk pulang kampung halamannya di Padalarang. Tak disangka Riska mendapat surat dari seorang yang tidak diketahui pengirimnya. Ia kaget dan benar-benar tidak menyangka surat yang sedang dipegangnya saat itu berisi surat pemberian tanah sekitar 2000 hektar.

"Saya sangat kaget ketika mendapat surat tanah itu, tapi saya berpikir ini yang dimaksud kiyai menyuruh saya untuk pergi ke barat adalah kembali ke kampung halaman saya, dan mungkin ini rezeki saya," ujar wanita tersebut.

Kebingungan Riska tidak berhenti sampai disitu. Ia kembali bingung tanah seluasi itu akan ia jadikan apa. Namun setelah bermusyawarah dengan keluarga dan niatnya yang tulus, Riska berencana untuk membangun pesantren Tahfidz Al-quran. Menurutnyadana untuk membangun pesantren Tahfidz Al-qur'an. Menurutnya dana untuk membangun pesantren tidak hanya dibiayai oleh dirinya tetapi dibantu oleh enam donatur. Dalam proses pembangunan beberapa kesulitan dan rintangan ia hadapi. berbagai persoalan bermunculan satu persatu.

Tahun 2012 pesantren mengalami kekurangan dana, karena proses pembangunan yang ditargetkan cepat selesai sehingga membutuhkan banyak pegawai. Selain itu, di tahun 2014, tanah yang ia bangun untuk membuat pesantren ada yang menggugat hingga diperkarakan ke meja pengadilan. Menurutnya semua rintangan yang ia hadapi saat membangun pesantren itu merupakan ujian yang harus dilalui. dengan ketenangan hati akhirnya permasalahan itu terselesaikan satu persatu.

Kini pembangunan pesantren sudah mencapai 80 persen, dan ditargetkan akan selesai pada November tahun ini. "Aula sudah ada, masjid juga sudah ada hanya tinggal proses penyempurnaan bangunan kelas," ungkapnya.

Ia berharap ke depannya pembangunan pesantren yang ia rintis berjalan dengan lancar. Karena pesantren yang ia rintis berjalan dengan lancar. Karena Pesantren tahfidz di Kabupaten Bandung Barat belum ada, sehingga dengan dibangunnya Pesantren Raudatul Qur'an dapat mencetak generasi penghafal Al-Qur'an.
Labels: Berita

Thanks for reading Mahasiswi UIN Bandung Rintis Pesantren Tahfidz. Please share...!

0 Comment for "Mahasiswi UIN Bandung Rintis Pesantren Tahfidz"

Back To Top